Aku dan Waktu, Percakapan Mengenai Sebuah Esensi pada Dirinya

Ghifary Adnan Fauzan Al-Harits
2 min readJul 16, 2019

--

Gambar 1. Jam weker, Sumber: Google Images 2019

Frasa tepat waktu mungkin sudah sangat sering didengar bahkan semenjak kita memulai masuk ke taman kanak kanak. Semakin bertambahnya umur, semakin sering pula suatu kegiatan yang memerlukan frasa tersebut. Kemudian, sering pula kita melanggar makna dari frasa tersebut dengan menyatakan antonimnya (Telat). Seperti pada umumnya, jika seseorang tidak tepat waktu, ia akan dikenai sebuah sanksi. Kata “telat” dan “OTW” (Oke Tungguan Weh) sering terlihat di konfirmasi kehadiran grup. Terlambat mengerjakan tugas karena sudah melebihi Deadline juga sering kita jumpai di dunia pendidikan ini. Ada kegiatan dan ada pula jam yang ditentukan, hal tersebut memulai frasa tepat waktu muncul di kepala kita.

Berawal dari adanya sebuah konsekuensi, saya berusaha belajar untuk tepat waktu. Namun, apakah hal tersebut cukup untuk memotivasi kita agar tidak terlambat pada kegiatan apapun?

Nah, Pertama menurut pendapat saya, kalau tepat waktu nih kita bisa lebih siap dan tenang menghadapi kegiatan yang akan dilakukan pada waktu yang telah ditetapkan pula. Kalau terlambat nih ya lari-lari kecapean, keringetan, ga fokus, dan jadi ga tenang gitu. Telat juga membuat kita lebih sering terburu-buru dalam melakukan sesuatu. Kalau kita ngerjain tugas dekat dengan deadline jadinya dibawa ngebut kan?

Kedua, salah satu cara menghargai orang itu yaitu dengan tepat waktu ketika janjian / ketemuan dan ketika mengikuti forum juga. Orang yang bersangkutan pun pasti punya agenda lain yang sudah diatur, kalau kita menghancurkan segala rencana dia kan ga enak. Ditambah lagi kalau orang yang menunggu kita tuh sendirian kaya anak ilang. Datang terlambat juga dapat memengaruhi kegiatan forum yang akan berlangsung dengan penundaan.

Ketiga, tepat waktu mencerminkan sikap disiplin pada diri kita. Mampu melawan gravitasi kasur yang sangat besar dan mampu beralih dari kegiatan membuat pagar (Mager) adalah hal yang sangat hebat. Dengan begitu kita sudah bisa berkomitmen terhadap waktu yang telah ditentukan.

Selain itu, pelajaran lain yang dapat saya ambil adalah mencoba untuk mengantisipasi hal-hal yang dapat membuat kita menjadi tidak tepat waktu. Kita tidak tahu disaat kita berusaha untuk tepat waktu, mungkin ada distraksi atau masalah-masalah yang menghambat. Maka dari itu, menurut saya, persiapkan waktu sebaik mungkin dengan memberi interval waktu yang tidak terlalu mendadak antara memulai suatu kegiatan dengan tenggat waktu.

Terakhir, usahakan apapun tepat waktu, dimulai dari pagi harimu yang ON TIME. Karena biasanya kalau udah telat diawal kesananya berimbas deh.

Tambahan juga, jarak tempat tinggal yang jauh jangan sampai membuat kita merasa malas untuk pergi dan merasa punya alasan untuk telat. Hal tersebut justru menjadi bumbu-bumbu penyedap yang memberikan proses kehidupan kita menjadi penuh perjuangan jika ditambah dengan tepat waktu sampai ke tujuannya.

--

--

No responses yet